Saturday, 24 December 2016

Pengalaman pindah dari BPJS perusahaan ke BPJS Mandiri

Ada beberapa alasan yang menyebabkan seseorang merubah/mengganti kepesertaannya di BPJS. Tapi masih banyak orang yang belum tahu syarat dan prosedurnya, sehingga mereka kebingungan ketika ingin mengurus perpindahan kepesertaannya.

 Foto diambil di kantor BPJS Cikokol, Kota Tangerang

1. Alasan Pindah Kepesertaan

Ada beberapa alasan seorang pegawai merubah status kepesertaannya dari perusahaan ke mandiri, diantaranya :

     a. Dikeluarkan dari pekerjaan
     b. Mengundurkan diri dari pekerjaan
     c. Pindah pekerjaan

2. Syarat Pindah kepesertaan

Ada beberapa syarat yang perlu disiapkan sebelum datang ke kantor cabang BPJS.

     a. Surat keterangan berhenti bekerja/surat pengalaman kerja dari perusahaan.
     b. Fotocopy KTP (peserta yang akan didaftarkan/tercantum di KK termasuk istri dan anak)
     c. Fotocopy KK
     d. Fotocopy Buku tabungan
     e. Pas Foto 3x4 2 lembar
     f. Kartu BPJS sebelumnya
     g. Mengisi formulir isian penggantian data (formulir no. 3A)

Setelah semua persyaratn lengkap, anda dapat langsung menuju kantor BPJS setempat dengan membawa semua persyaratan yang dibutuhkan dalam satu map.
Pengurusan juga tidak terlalu sulit, hanya memakan waktu sekitar 10 menit (tidak termasuk antrian menuju meja petugas).
Kartu BPJS yang lama akan dikembalikan karena sebelumnya kita sudah terdaftar di BPJS maka kartu tidak perlu dicetak lagi. Anda juga akan diminta nomor Hp untuk dikirimkan sms berupa nomor virtual account. Setelah itu kita hanya akan diminta menunggu 7x24 jam sampai. Pengalaman saya pribadi tidak sampai 1x24 jam BPJS saya sudah aktif kembali dan muncul tagihan untuk dibayarkan, tapi sayangnya saya tidak mendapatkan sms pemberitahuan, karena saya penasaran maka saya buka aplikasi BPJS kesehatan yang disediakan di playstore. BPJS akan segera aktif setelah kita membayar tagihan. Keesokan harinya anda sudah bisa menggunakan BPJS anda untuk berobat.

Semoga artikel ini dapat membantu (abie supriyanto).

Beberapa Penjelasan Al-Hikmah Menurut Abah Haji Iskandar

Ilmu Al-Hikmah bukan ahli hikmah, bukan hijib, bukan aufak. Ilmu Al-Hikmah adalah sirullah. Al-hikmah yang bergerak di perut adalah "Lailahaillallah". Al-hikmah yang bergerak di tangan adalah "Muhammadarrasulullah", karena tangan adalah utusan.
Al-hikmah sangat mudah, cukup dengan menyebutkan nama Allah dan mengeraskan perut itu sudah mencakup segala tujuan. Seperti untuk menghindari yang berniat jahat ataupun untuk pengobatan.
Mampu mengeraskan perut adalah tolak ukur para ikhwan, tergantung seberapa optimalnya dia mengeraskan perut. Ketika dia mampu mengeraskan perut bagaikan batu, berbicara dan bernafas tidak terganggu, badan tidak kaku, maka cara mengeraskan perutnya sudah optimal.
 
Kalau menurut abah Haji Syaki, kita dituntut untuk mampu mengeraskan perut sambil menganggukkan kepala. Oleh karena itu, para ikhwan dituntut untuk membiasakan mengeraskan perut, selain untuk melatih kekerasan perut, dapat juga untuk menghindari bahaya yang akan muncul.

Misalkan ketika sedang makan atau minum kita mengeraksan perut, jika dalam makanan atau minuman tersebut terdapat racun, maka gelas atau piringnya akan pecah. Sedangkan bagaimana jika bahan gelas atau piringnya bukan dari kaca? Maka otomatis makanan atau minuman itu tidak akan mampu kita ambil. Bahkan ketika para ikhwan dipukul kemudian dia mengeraskan perut, tetapi yang memukul belum emosi benar, maka ikhwan akan tetap terpukul dan pukulan tersebut tidak akan membahayakan ikhwan tersebut. Tekhniknya sangat mudah, karena hanya dengan mengeraskan perut dan menyebutkan nama Allah. Oleh karena itu, jaman abah Haji Syaki dulu para perawat selalu ditekankan untuk mendidik para ikhwan dalam mengeraskan perut terlebih dahulu disamping memperbanyak wiridan.

Banyak sekali penjelasan para ahli metafisika mengenai hubungan perut dan kekuatan tenaga dalam, atau tenaga metafisik, yang jelas manusia kelemahan terbesarnya ada di perut. Akan tetapi disitu pula lah terdapat kekuatan yang sangat besar.
Awalnya seorang ikhwan ketika dia pertama kali mengencangkan perut badan akan terasa lemas seperti tanpa tenaga. Itu dikarenakan  karena belum terbiasa, tapi ada untungnya pada saat itu pula jiwa menjadi tenang dan lebih mampu mengontrol emosi.
Karena di dalam Al-Hikmah berprinsip, siapa yang marah maka dialah yang kalah. Dari awal Pak Toha memberikan Al-Hikmah tanpa wiridan, kemudian sepeninggalnya beliau barulah wiridan itu diturunkan.

Mengapa membutuhkan Wiridan? saya berasumsi bahwa ada energi-energi khusus dari wiridan tertentu dari Al-Hikmah yang akan membantu proses perhimpunan chi di perut sehingga pola energinya lebih berkarakter terhadap sesuatu. Terbukti dengan setiap wiridan punya fungsi khusus. Seperti yang dijelaskan dari tulisan abah Haji Iskandar mengenai beberapa fungsi dari 6 wiridan pokok di Al-Hikmah tingkat 1 pada postingan saya berikutnya.

Sumber :
http://kisawung.multiply.co.id
http://perguruan-al-hikmah.blogspot.co.id

Friday, 23 December 2016

Perjalanan Tangerang - Karanganyar 22 jam, serasa mudik lebaran

Hadeeeewh, ternyata nggak ingat di blog ada draft yang belum selesai dibuat, dan akhirnya baru kepegang juga hari ini.

Singkat cerita, pada tanggal 5 Mei yang lalu saya dan keluarga sudah merencanakan sejak jauh hari untuk pulang kampung ke Karanganyar. Keluarga saya tidak pernah pulang kampung disaat lebaran, tapi 2 bulan sebelum lebaran. Tepatnya pada bulan ruwah, dimana pada tanggal 1 ruwah saya dan keluarga punya kebiasaan membuat acara kecil untuk berziarah ke makan kakek dan nenek.

03:00
Saat itu jam masih menunjukkan pukul 03.00 dinihari, jadwal kami berangkat memang masih 2 jam lagi, tapi ternyata istri saya sudah sibuk di dapur membuat bekal untuk si kecil.

04:45
Setelah shalat subuh, kami memulai perjalanan kerumah orang tua saya, jaraknya tidak terlalu jauh, mungkin hanya sekitar 3 km dari rumah saya. Ternyata ibu, bapak, dan adik2 saya sudah menunggu.
Tapi tidak semua ikut, hanya ibu dan adik laki2 dan kakak dari ibu saya yang ikut.
Setelah semua siap, langsung saja saya tancap gas ke arah tol dalam kota, jam segini saya yakin tol dalam kota tidak akan macet, ditambah lagi ini kan hari libur, pasti jalan ibu kota lengang.
Dan ternyata dugaan saya salah, baru sampai Cawang sudah terlihat kepadatan mobil pribadi di dalam tol. Dan akhirnya mobil yang saya tumpangi mulai merayap.

09:00 (macet tol dalam kota)
3 Jam sudah melewati kemacetan tol dalam kota Jakarta, tapi pederitaan ini belum berakhir. Sudah jam segini saya masih berada di Cikarang. Tapi saya sedikit lega, karena polisi membuka 1 jalur lawan arah untuk mengurai kemacetan. Saya serasa membawa bus antar kota antar propinsi yang sering diistilahkan "buka jalur/blong kanan"

10:00 (Istirahat di pinggir tol)
Saya putuskan untuk beristirahat sejenak di pinggir tol, itung2 untuk meluruskan kaki dan mendinginkan mesin. Banyak juga kendaraan2 yang beristirahat dipinggir tol, benar2 ini seperti suasana mudik lebaran(walaupun sudah 15thn saya tidak merasakan yang namanya mudik lebaran, hehe)

12:30 (Istirahat di Cipali)
Sejak beristirahat sejenak di karawang, perjalanan sudah mulai lancar. Saya putuskan untuk beristirahat, sholat, dan makan siang di rest area tol Cipali km. 102.
Sungguh menguras kesabaran, di rest area ini ternyata sudah sesak dengan mobil para pemudik, untuk mencari parkiran saja sulitnya setengah mati.

15:30 (Keluar tol Pejagan)
Selepas tol Pejagan, kemacetan datang lagi. kurang lebih setengah jam saya terkena macet disini.

18:05 (Istirahat di Tegal)

Sampai di Tegal, mungkin kita jeda dulu x yah? kita lanjutkan nanti di "Perjalanan Tangerang - Karanganyar 22 jam, serasa mudik lebaran part 2"